[webfathan] Adilnya, Kartini telah menunjukkan sebuah kehausan dan kerinduan pada cahaya Islam. Meski dia hanya berhasil meraihnya sekilas, tetapi alangkah agung ‘amal jariyahnya jika benar bahwa Kiai Sholeh Darat menuliskan terjemah Al Quran tersebab dialognya dengan Kartini. Itu sudah cukup untuk menjadikannya beroleh pahala tiada putus dari Allah dan penghargaan tinggi dari para mukmin sejati.
Mungkin ada yang keberatan dan menyebutnya sebagai karya kecil; dan bahwa Kartini kemudian disebut masih terlalu banyak menyimpang dari syari’at yang murni. Tentu saja, jika semua pembawa cahaya untuk zamannya ditimbang dengan ukuran masa kini, maka mereka hanya akan menjadi lentera usang penuh noda. Lihatlah Kartini dan ukurlah dengan zamannya ketika da’wah adalah kata yang nyaris asing. Selebihnya, mari berrendahhati untuk mengakui keagungan para pendahulu..
Salim A Fillah
19 April 2012
Menjadi Muslim adalah Pilihan Bukan Turunan atau Paksaan
Tutorial Blogger: Apa Itu Safelink Blogger dan Apa Manfaaatnya
URL Shortener Untuk Mempersingkat atau Memperpendek Alamat Url Halaman Website
Ketajaman Matahati Sultan Muhamad Al Fatih Yang Mampu Menembus Batas
Pena Telah Diangkat dan Lembaran-lembaran Telah Kering
Kehidupan Suami Istri adalah Kehidupan Dua Sahabat
Jangan Kau Tanya Kapan Menikah, Tanyalah Dengan Siapa Engkau Menikah
Parenting on Waiting: Bagi yang Menanti Sang Buah Hati